Resep Soto Ayam Kuah Bening (dan Kisah Abbasy yang ‘Arkeolog Cilik’ Cari Harta Karun di Bawah Meja)


Halo, para pencari kuliner dan pejuang dapur yang tak kenal lelah! [sambil menyelamatkan mangkuk soto dari serbuan sekop mainan Abbasy yang tiba-tiba jadi "pencari harta karun"]

Hari ini, saya mau bagi Resep Soto Ayam Kuah Bening ala Mama Desi—versi simpatik yang pernah bikin Mas Jaya sampe nambah nasi 3 kali sambil bilang, "Mah, ini kuahnya kayak obat penenang setelah shift malam!" Tapi sebelum ke resep, mari kita bahas dulu "ekspedisi arkeologi" Abbasy pagi ini...


Prolog: Ketika Dapur Jadi Situs Penggalian

Pagi tadi, pas saya sedang merebus ayam, tiba-tiba...
Abbasy: "Bunda, aku mau cari fosil dinosaurus! Ini lokasinya di bawah meja makan!"
Yang terjadi selanjutnya:

  • Sendok kayu jadi "sekop ekskavasi", mangkuk plastik jadi "ember harta karun".

  • Kulit bawang yang jatuh dianggap "tulang T-Rex" dan disimpan di kantong celana.

  • Saya harus jadi "asisten arkeolog" sambil tetap memastikan kaldu soto nggak meluap.

Hasil akhir?

  • Kuah soto tetap jernih (meski sempat ada krisis ketika Abbasy mau masukin "fosil" ke panci).

  • Abbasy dapet "harta karun": 1 koin Rp500 yang terjatuh tahun lalu + 1 tutup spidol.

  • Saya dapat pelajaran: Anak 4 tahun itu bisa mengubah dapur jadi Indiana Jones dalam 5 menit.


Resep Soto Ayam Kuah Bening ala Bunda Desi
Bahan (untuk 6 porsi):

  • 1 ekor ayam kampung (potong 4 bagian, atau ayam negeri kalo lagi budget mode).

  • 2 liter air (siapkan ekstra 500 ml buat antisipasi penguapan akibat penggalian Abbasy).

  • 4 lembar daun jeruk (sobek-sobek biar wangi).

  • 2 batang serai (geprek, sekalian buat pelampiasan emosi).

  • 3 cm jahe (geprek, biar ada kick gimana gitu).

  • Garam dan lada secukupnya (jangan lupa doa biar nggak keasinan).

Bahan Pelengkap:

  • 200 gram soun (rendam air panas, atau air biasa kalo Abbasy lagi mode uring-uringan).

  • 2 buah tomat (potong dadu, atau potong serampangan ala emak buru-buru).

  • Daun bawang + seledri (iris halus, buat ilusi "soto resto").

  • Bawang goreng (wajib! Kalo nggak ada, Abbasy bakal protes "Ini bukan soto, Bunda! Ini sup biasa!").

  • Sambal rawit (buat Mas Jaya yang lidahnya fireproof).

Bahan Tambahan:

  • 1 sendok makan kreativitas (buat alihkan perhatian Abbasy dari panci ke "penggalian" baru).

  • Kesabaran level arkeolog (sampai Mas Jaya pulang bawa es krim).

Cara Membuat:

  1. Rebus ayam dengan air, daun jeruk, serai, dan jahe sampai empuk. Sambil nunggu, teriak: "Abbasy, ada fosil langka di bawah kursi!"

  2. Angkat ayam, suwir-suwir. Kalau Abbasy minta "bantu", kasih ayam bagian ceker biar sibuk.

  3. Saring kaldu, masukkan kembali ayam suwir. Tambahkan garam dan lada. Tes rasa sambil bilang, "Abbasy, ini kuahnya bisa jadi ramuan penyihir, lho!"

  4. Sajikan dengan soun, tomat, daun bawang, dan bawang goreng. Pro tip: Taruh sambal di tempat tinggi biar Abbasy nggak iseng nyocol.


Epilog: Soto dan Diplomasi Es Krim

Pas Mas Jaya pulang, dia langsung attack mangkuk soto sambil bilang, "Mah, ini soto kayak buatan emak dulu!" Saya cuma senyum sambil berbisik, "Syukurlah, fosil Rp500-nya nggak keendus."


Pelajaran Hari Ini:

  1. Memasak soto itu seperti jadi direktur penggalian: harus bisa bagi tugas, ngatur waktu, dan negoisasi dengan "kru lapangan".

  2. Kuah bening adalah sahabat para emak: simpel, bisa dikreasikan, dan selalu bikin keluarga happy.

  3. Anak 4 tahun itu arkeolog terbaik untuk menemukan barang hilang... meski kadang yang ditemuin bikin geleng-geleng.

PS: Request resep selanjutnya? Ayam Geprek atau Bakso Malang? Abbasy mau request: "Bunda, bikinin es krim rasa soto dong!"
PPS: Untuk kalian yang anaknya juga suka jadi "ilmuwan dadakan", komen di bawah cerita lucu kalian!

Sampai jumpa di postingan Jumat depan! [Angkat sendok kayu sambil berteriak, "ABBASY, ITU 'FOSIL' BUKAN UNTUK DIMASUKIN KE KUAH!"]

Bunda Desi
Ibu rumah tangga yang kini ahli dalam dua bidang: memasak soto & negosiasi dengan arkeolog cilik. 🍲👦⛏️

Komentar